Sabtu, 18 Oktober 2014

Tembakau Bisa Menghancurkan Kanker



Rokok adalah salah satu pemicu kanker. Namun tahukan Anda, bila tembakau bahan pembuat rokok, justru mampu menghancurkan kanker itu sendiri. Jadi, manfaatkanlah tembakau sebagai obat, jangan untuk rokok.
Tembakau identik dengan rokok, namun sejatinya, tanaman itu bisa dimanfaatkan untuk obat mujarab, bukan racun yang mematikan seperti rokok. Kesadaran untuk mengingatkan bahaya rokok telah dikampanyekan sejak 25 September 1878, sekitar 136 tahun lalu.  
Seorang dokter berkebangsaan Inggris yang juga merupakan fisikawan dan ahli kesehatan masyarakat, Charles Robert Drysdale terbilang salah satu orang yang sadar, bahaya rokok. Ia di tahun itu mengirim surat kepada The Times, mengecam penggunaan tembakau sebagai rokok. Kecaman Drysdale didasari oleh begitu besarnya tingkat konsumsi tembakau di Eropa dan adanya pengaruh negatif yang dihasilkan dari tembakau.
Tahun 1875, Drysdale menerbitkan buku berjudul "Tobacco and the Diseases It Produces" dengan mempelajari studi kasus penelitian konsumsi 21 gram tembakau pada usia muda. Hasil penelitiannya, tembakau positif menimbulkan gangguan kesehatan. Kutipannya yang terkenal, "I think that the use of tobacco is one of the most evident of all the retrograde influences of our time".
Tembakau, tidak hanya diolah menjadi rokok sebenarnya, namun dapat bermanfaat bagi kesehatan. Zat yang terkandung dalam tembakau, dapat diolah menjadi obat anti-kanker. Kandungan zat dalam tembakau mereaksi protein dalam tubuh. Sehingga zat tersebut memisahkan tubuh dengan bakteri. Selain itu, zat tersebut dapat menstimulus sel untuk memulihkan jaringan tubuh yang rusak. Kehebatan tembakau  itu, karena kandungan protein Cytokine yang juga dapat merangsang aktifnya sel kekebalan tubuh.
Menurut Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, Arief Budi Witarto, DNA manusia memproduksi protein yang berguna bagi tembakau. Jika DNA dimasukkan ke tembakau melalui bakteri, maka tembakau akan memproduksi protein sesuai DNA yang dimasukkan. Selain Cytokine, protein Griffithsin dalam tembakau juga dapat menghentikan terbentuknya virus HIV dalam tubuh.
Beberapa ilmuwan yang melakukan penelitian di Eropa, membuat tembakau transgenik yang memproduksi interleukin-10 atau dikenal IL-10. Tembakau ini merupakan Cytokine anti radang ampuh. Penelitian ini dilakukan di Universitas Verona dipimpin oleh Profesor Mario Pezzotti dan hasilnya dipublikasikan di jurnal BMC Biotechnology. Teknisnya, para peneliti tersebut memproduksi dua bentuk IL-10 yang berbeda yang didapat dari virus dan tikus. Produksi Cytokine aktif yang tinggi dilalui dengan proses ekstraksi dan pemurnian. Selanjutnya, baru diberikan kepada tikus untuk diteliti seberapa efektif membangkitkan kekebalan tubuh.
Berbagai macam jenis hasil olahan tembakau yang didominasi sebagai penghasil obat menjadi prospek yang cukup cerah mengingat hasil tembakau Indonesia melimpah. Karenanya, dibutuhkan sistem operasional tata kelola yang sinergis. Hanya saja teknologi pemrosesnya masih mahal. Meskipun, selain diatas, tembakau dapat diproduksi menjadi pestisida, scrub herbal bahkan parfum. Pakar teknologi nano Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Sutiman B. Sumitro menjelaskan inovasi asap rokok yang dikonversikan menjadi nano struktur yang kompleks dan berguna meningkatkan kesehatan.
Perlunya diversifikasi produk non rokok sejatinya perlu dukungan dan kerjasama baik dari rakyat maupun pemerintah. Pembuatan Peraturan Pemerintah (PP) No. 109 Tahun 2012 yang telah sah, hendaknya dipertegas lagi dengan sikap pemerintah untuk mengubah stigma lawas tentang pemanfaatan tembakau. Oleh karena itu, dengan ditemukannya berbagai macam produk non rokok, petani tembakau tidak perlu khawatir gagal panen. Perusahaan farmasi, obat-obatan kimia atau pupuk siap menampung hasil panen tersebut. Syaratnya, harga tembakau minimal sama dengan harga ke pabrik rokok.
Dengan pemanfaatan tepat, diyakini dapat mengurangi jumlah perokok terutama di Indonesia. Karena, sejauh ini, biaya dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat rokok melebihi anggaran yang disumbangkan dari cukai rokok. Pilihan lain bagi petani, tidak hanya menanam komoditas tembakau, namun juga komoditas berbeda menggunakan lahan yang sama. Tentunya, pengalihan komoditas ini memperhatikan struktur tanah dan kondisi lingkungan yang sesuai dengan tanaman peralihan tersebut dan juga menguntungkan petani. (Noni/Lines)

Artikel Terkait Kesehatan

0 komentar:

Posting Komentar